Mengenal AIDA, Formula Copywriting yang Memikat
Formula AIDA sudah biasa dipakai untuk menulis materi copywriting untuk membuat pembaca copywriting tersebut terpikat dan mau membaca sampai habis lalu melakukan action yang kita mau. Sebenarnya apakah AIDA itu?
AIDA adalah formula sederhana dalam copywriting yang dirancang untuk menarik perhatian orang dan mempengaruhi mereka untuk mengambil tindakan melalui konten yang kamu buat. Ini merupakan pendekatan dari awal hingga akhir untuk menulis konten yang hebat.
Namun, sebelum mengenal lebih jauh tentang si AIDA, mari kita bahas sedikit tentang copywriting.
Apa itu Copywriting?
Copywriting is the process of writing persuasive marketing and promotional materials that motivate people to take some form of action, such as make a purchase, click on a link, donate to a cause, or schedule a consultation.
Singkatnya, copywriting menarik orang untuk melakukan aksi seperti membeli, klik link yang diarahkan, melakukan donasi, atau apa pun dari goal bisnis kamu. Nah, dalam prosesnya, materi atau konten yang digunakan bisa berupa brosur, pamflet, artikel dalam website, dan bisa juga skrip untuk pembuatan video pendek atau iklan.
Tanpa sadar, selama ini kamu mungkin sudah sering melihat copywriting. Iklan dalam majalah, katalog barang yang diberikan sales di pusat perbelanjaan, atau spanduk di pinggir-pinggir jalan. Kata-kata persuasif yang mereka gunakan, itulah yang dinamakan copy. Maka, teknis penulisannya disebut copywriting. Sedangkan penulisnya biasa dipanggil copywriter.
. . .
Mari Berkenalan dengan AIDA
Usai mengetahui copywriting, kini saatnya kamu berkenalan dengan AIDA. Mari kita pecah formula AIDA menjadi poin-poin dasar dalam penulisan copy.
A = Attention
I = Interest
D = Desire
A = Action
Tapi ungkapan tersebut akan jadi omong kosong belaka bila kamu belum membuktikannya sendiri. Jadi, tanpa berlama-lama, mari kita bahas mulai dari bagian yang pertama yaitu Attention.
. . .
Tangkap Perhatian Target dengan Attention
Menurut penelitian yang dilakukan SilverPop pada tahun 2013, tulisan yang kamu buat harus bisa menangkap perhatian target (calon konsumen, calon pembeli, atau pembaca) dalam waktu 8 detik atau kurang. Sedangkan manusia akan selalu berkedip tiap 4 detik. Jadi, dalam waktu 2 kedipan mata, kamu harus bisa menarik perhatian pembaca jika tidak ingin kehilangan calon target yang potensial. Artinya, semua konten yang kamu buat selama berjam-jam atau bahkan berhari-hari, keberhasilannya akan ditentukan dalam waktu 2 kedipan mata.
Gila? Mungkin. Tapi, itulah pentingnya tahapan Attention pada formula AIDA ini.
Dalam menarik perhatian target dalam kurun 8 detik itu, kamu harus bisa membuat:
- Judul/headline yang membuat orang penasaran.
- Gambar yang tepat dan menarik.
- Kalimat pembuka yang mengena.
Ketiga elemen tersebut menjadi poin penentu apakah target akan berpindah ke halaman lain, membuang brosurmu atau tetap bertahan untuk melanjutkan membaca ke bagian selanjutnya.
Nah, tipsnya:
1. Berikan apa yang dipedulikan atau dibutuhkan oleh buyer persona kamu.
2. Berikan solusi dari permasalahan utama yang dihadapi oleh buyer persona.
3. Buat buyer persona merasa, “ini aku banget”, “ini lho yang aku cari-cari selama ini”.
Agar lebih jelas, ini contoh dari attention.
- Produk : suplemen penurun berat badan.
- Buyer persona atau target: perempuan karier yang ingin menurunkan berat badan.
Ini kalimat yang kira-kira bisa menangkap perhatian calon pembeli:
1. “Ingin menurunkan berat badan hingga 20 kg dalam sebulan tanpa diet ketat yang menyiksa diri?”
2. “Kembalikan tubuh langsing anda seperti dulu lagi”
3. “Tidak punya waktu dan energi untuk olahraga? Sekarang anda juga bisa menurunkan berat badan tanpa perlu merasa lelah di tempat kerja”
. . .
Buat Mereka Tertarik Denganmu Melalui Interest
Ketika kamu sudah berhasil menangkap perhatian target, langkah selanjutnya adalah membuat mereka agar melanjutkan membaca ke bagian lain dan tertarik denganmu melalui produk yang ditawarkan dalam copy tersebut.
Interest akan berhasil jika kamu menyediakan:
1. Informasi/fakta
2. Statistik
3. Studi kasus
4. Kondisi idealnya
5. Alasan
Agar mudah dipahami, mari kita langsung ke contoh menggunakan produk suplemen penurun berat badan tadi.
“Dengan menggunakan suplemen [merek], kamu akan:
…mampu menurunkan berat badan hingga 20kg dalam kurang dari 30 hari
…bisa menggunakan lagi baju kesayangan yang sudah sempit
…tetap punya banyak waktu untuk keluarga, teman, dan pekerjaan”
Jika kamu perhatikan, pada contoh tersebut tidak menggunakan kelima hal dalam interest. Kamu pun tidak perlu menggunakan semuanya jika memang tidak memungkinkan. Cukup pakai mana yang menurutmu pas dengan produk yang hendak dijual.
. . .
Buat Mereka Tergila-gila dengan Desire
Sekilas, desire mirip dengan interest karena memiliki tujuan yang sama yaitu ketertarikan calon buyer. Tetapi, jika pada tahap interest, orang baru sekadar tertarik, pada tahap desire ini orang akan semakin tergila-gila atau begitu menginginkan produk/layanan yang ditawarkan. Dalam tahap ini, kamu akan lebih banyak bermain dengan emosi dan logika calon konsumen.
Caranya?
Sebutkan keuntungan atau manfaat yang akan mereka dapatkan
Sering kali terjadi jika fitur dianggap manfaat. Nyatanya, fitur adalah apa saja yang ingin kamu jual kepada mereka. Sedangkan manfaat adalah apa yang sebenarnya mereka inginkan.
Buyer tidak akan pernah peduli dengan kamu, mereka hanya akan peduli dengan diri mereka sendiri.
Poin itulah yang harus kamu manfaatkan. Jangan berikan mereka rincian fitur yang bisa jadi tidak akan mereka pahami itu apa. Tetapi, fokuslah untuk memberikan keuntungan apa saja yang akan mereka dapatkan ketika menggunakan produk/layanan yang kamu tawarkan.
Contohnya:
…ditambah L-Carnitine untuk melindungi tulang, jantung, ginjal, otak, dan sistem kekebalan tubuh selama proses penurunan berat badan. L-Carnitine juga akan melindungi ibu yang sedang menyusui agar tidak kekurangan nutrisi.
Pancing emosi negatif mereka dan berikan solusinya
Rata-rata orang yang masih bertahan membaca tulisanmu dari tahap attention hingga interest merupakan orang-orang yang memiliki permasalahan spesifik. Mereka sudah begitu frustrasi dan hampir putus asa dengan permasalahan yang dihadapi.
Maka, gunakan kefrustrasian mereka untuk menarik mereka lebih dalam dan semakin menginginkan produk/layananmu.
Contoh dari pemanfaatan negarif ini adalah:
Waktu anda sangat berharga…anda harus bangun sejak pagi, menyiapkan sarapan kemudian bersiap dan berangkat ke kantor. Belum lagi energi yang terkuras akibat mengurusi keluarga, klien, dan boss di kantor … kemudian Anda tiba di rumah pukul 7 sore dalam keadaan seperti tisu basah.
Dengan rutinitas seperti ini, olahraga dan diet ketat jadi hal yang mustahil.
Untungnya, suplemen [nama produk] hanya membutuhkan 90 detik dalam sehari. 1 tablet sebelum makan … dan [nama produk] akan membakar lemak sambil Anda duduk santai di depan komputer.
. . .
Capai Tujuan Menggunakan Action
Akhirnya tiba di bagian akhir. Di tahapan ini, kamu akan mulai mengajak target untuk melakukan sebuah aksi — membeli produk, klik link, mendaftar, melakukan donasi, berbagi atau apa pun. Umumnya, biasanya langkah akhir ini disebut call to action (CTA).
CTA akan berhasil dengan satu senjata rahasia yaitu Prinsip Persuasi. Sebuah prinsip yang sudah terbukti mampu meningkatkan kemungkinan calon kustomer untuk melakukan apapun yang kamu inginkan.
. . .
Kesimpulan
Agar tulisan yang dibuat berhasil, maka gabungkan keempat formula AIDA tadi mulai dari Attention, Interest, Desire, hingga Action.
Jika ingin belajar lebih lanjut mengenai copywriting, kamu bisa membaca referensi yang digunakan pada link-link berikut:
https://www.awai.com/what-is-copywriting/
https://medium.com/swlh/how-to-use-the-aida-formula-to-boost-your-content-marketing-strategy-8a1e04c6f92
http://panduanim.com/aida-copywriting/
https://www.crazyegg.com/blog/aida-copywriting-formula/
https://qwords.com/blog/apa-itu-copywriting-dan-contohnya/
Jika Anda berminat untuk mendalami skill IT, bisa juga mengikuti pelatihan IT bersama SUHU. Silakan kontak kami di mail@suhu.co.id
Written by :
Badiah Setyowati (System Analyst)