8 Distro Linux Terbaik untuk Cyber Security dan Pentest
Linux tetap menjadi pilihan utama bagi programmer, developer, cyber security, ethical hacker, dan pentester.
Apa Itu Distro Linux?
Distro Linux adalah versi atau jenis dari sistem operasi Linux. Secara umum, sebuah distro Linux terdiri dari:
-
Kernel Linux, yaitu core dari sistem operasi.
-
Firmware (driver) untuk mengenali hardware.
-
Library sebagai system function library.
-
Package manager (manajer paket) untuk mengelola instalasi software.
-
Aplikasi pendukung seperti terminal, browser, dan tools administrasi.
Setiap distro Linux memiliki tujuan dan orientasi berbeda. Nah, berikut 8 distro Linux terbaik untuk cyber security dan pentest yang wajib kamu tahu. Check this out!
1. Kali Linux
Basis: Debian
Developer: Offensive Security
Fokus: Penetration Testing, Digital Forensics
Kali Linux merupakan distro paling populer di kalangan pentester profesional.
Kali Linux hadir dengan ratusan tools bawaan seperti Metasploit, Nmap, Aircrack-ng, John the Ripper, dan Burp Suite.
Kali mendukung banyak arsitektur, termasuk ARM, WSL, dan VirtualBox, serta dapat dijalankan dalam mode live USB.
Versi terbaru Kali Linux menghadirkan peningkatan kompatibilitas GPU untuk password cracking dan integrasi AI-assisted exploit suggestion.
Fitur Kali Linux:
-
Lebih dari 600 tool pentesting siap pakai
-
Kompatibel dengan WSL (Windows Subsystem for Linux)
-
Dukungan ARM & container
-
Mode non-root dan live USB
-
Dokumentasi dan komunitas global aktif
Cocok untuk:
Pentester profesional, bug bounty hunter, red team engineer, dan security researcher.
Kekurangan:
-
Terlalu “berat” untuk penggunaan harian.
-
Butuh pengalaman Linux intermediate–advanced.
-
Tool banyak, tapi tidak semuanya relevan untuk semua skenario.
Baca juga : Pelatihan Kali Linux Penetration Testing
2. Parrot Security
Basis: Debian
Fokus: Pentesting, Anonymity, Digital Forensics
Parrot Security OS adalah distro yang menyeimbangkan security dan privacy.
Selain tool pentesting seperti Hydra, OWASP ZAP, dan Wireshark, Parrot juga menyediakan VPN, TOR, dan sandboxing (Firejail) untuk memastikan anonymous browsing.
Versi terbaru Parrot 6.0 (rilis awal 2025) meningkatkan performa di device low-end dan menambahkan kernel hardened berbasis Debian Bookworm.
Fitur Parrot Security:
-
Ringan, efisien, dan cepat booting.
-
Tools lengkap untuk pentesting & digital forensics.
-
Dilengkapi Virtual Machine Manager dan integrasi cloud.
-
Advanced privacy & encryption tools (AnonSurf, OnionShare).
-
Dukungan container (Docker, Podman).
Cocok untuk:
Security researcher, investigator, pengguna yang membutuhkan privasi ekstrem, atau programmer dengan perangkat menengah ke bawah.
Kekurangan:
-
Koleksi tools lebih sedikit dibanding Kali.
-
Update rolling kadang lambat.
-
Dokumentasi tidak selengkap distro besar.
Baca juga : Pelatihan & Sertifikasi Cyber Security Analyst
3. BackBox Linux
Basis: Ubuntu (Xfce Desktop)
Fokus: Vulnerability Assessment, Network Security
BackBox adalah distro berbasis Ubuntu dengan Xfce desktop environment yang ringan.
Fokusnya pada stabilitas dan pengujian keamanan jaringan tanpa membebani hardware.
Fitur BackBox Linux:
-
Tool standar seperti Nmap, Wireshark, OpenVAS
-
Simple interface, boot cepat
-
Bisa digunakan sebagai daily OS
-
Konsumsi RAM rendah
Cocok untuk:
Security auditor, corporate IT professional, dan system testing yang membutuhkan keseimbangan antara performa dan stabilitas.
Kekurangan:
-
Tools eksploitasi tidak sebanyak Kali Linux.
-
Kurang fleksibel untuk advanced research.
4. BlackArch Linux
Basis: Arch Linux
Fokus: Penetration Testing, Exploit Development
BlackArch adalah distro Linux paling lengkap untuk cyber security professional.
BlackArch populer di kalangan advanced ethical hacker karena menyediakan lebih dari 2.000 tool keamanan yang dikategorikan secara sistematis.
BlackArch bersifat rolling release dan sangat modular.
Fitur BlackArch:
-
Repositori luas (lebih dari 2500 tool).
-
Sistem ringan dan cepat.
-
Cocok untuk di-build di atas Arch Linux yang sudah ada.
-
Tool kategorisasi: exploitation, crypto, wireless, reverse engineering.
-
Dukungan ARM dan cloud.
Cocok untuk:
Advanced security researchers, exploit developers, dan tim cyber security research.
Kekurangan:
-
Kurva belajar tinggi (harus paham Arch).
-
Instalasi manual memakan waktu.
-
Potensi instabilitas bila tidak dikelola dengan baik.
5. Security Onion
Basis: Ubuntu/Debian
Fokus: Network Security Monitoring, Threat Hunting
Security Onion bukan distro hacking, melainkan distro monitoring dan network threat detection.
Dilengkapi dengan tool enterprise-grade seperti Suricata, Zeek, TheHive, Kibana, dan Elastic Stack.
Security Onion digunakan oleh banyak SOC (Security Operation Center) di dunia untuk real-time intrusion detection dan attack analysis.
Fitur Security Onion:
-
IDS/IPS berbasis Suricata dan Zeek
-
Dashboard analisis visual (Kibana)
-
TheHive dan Cortex untuk incident response
-
Dukungan cluster multi-node
Cocok untuk:
SOC team, forensic analysts, incident responders, dan System Administrator perusahaan.
Kekurangan:
-
Tidak cocok untuk eksploitasi langsung.
-
Membutuhkan resource besar (RAM > 8 GB).
-
Konfigurasi awal cukup kompleks.
Baca juga : Pelatihan Kali Linux Penetration Testing
6. Fedora Security Lab
Basis: Fedora
Fokus: Audit, Forensik, Live Pentesting
Fedora Security Lab adalah spin resmi dari Fedora yang dirancang untuk security auditors.
Dapat dijalankan langsung dari USB (live mode) tanpa instalasi dan sudah berisi tools forensik serta network analysis.
Fitur Fedora Security Lab:
-
Live ISO tidak perlu instalasi
-
Tool forensik & analisis jaringan
-
Stabilitas tinggi dan dukungan Fedora Community
-
Cocok untuk pelatihan dan audit lapangan
Cocok untuk:
Security auditor, cybersecurity trainer, dan tim assessment di lembaga pemerintahan.
Kekurangan:
-
Tidak sekomprehensif Kali atau BlackArch.
-
Kurang cocok untuk exploit-heavy testing.
Baca juga : Blue Team and Defense Strategy
7. Pentoo Linux
Basis: Gentoo
Fokus: Custom Pentesting, GPU Cracking
Pentoo berbasis Gentoo dengan kernel hardened dan dukungan GPGPU.
Memungkinkan pengguna mengkompilasi tool langsung dari source, menjadikannya sangat fleksibel dan optimal untuk advanced exploitation research.
Fitur Pentoo:
-
Kernel hardened (grsecurity/PAX)
-
GPGPU cracking support (Hashcat, oclHashcat)
-
Gentoo overlay untuk compile manual
Cocok untuk:
Exploitation experiments, academic security research, dan corporate research labs.
Kekurangan:
-
Proses setup lama (kompilasi manual).
-
Tidak ramah untuk pemula.
-
Dokumentasi relatif sedikit.
8. Dracos Linux
Basis: Linux From Scratch (dengan komponen sendiri)
Developer: Zico Ekel dan Matias Prasojo
Fokus: Penetration Testing & Ethical Hacking
Dracos Linux adalah satu-satunya distro Linux untuk hacking yang berasal dari Indonesia.
Pertama dirilis pada 27 Februari 2016, Dracos dikembangkan secara mandiri untuk menyediakan platform ethical hacking lokal yang ringan dan efisien.
Fitur Dracos Linux:
-
Tool pentest lokal dan internasional seperti Sqlmap, Hydra, Metasploit.
-
Resource ringan, bisa berjalan di komputer lama.
-
CLI interface dan GUI minimalis.
-
Dukungan komunitas open source Indonesia yang aktif.
Cocok untuk:
Cyber security pemula, engineer Indonesia yang ingin menguasai tools hacking berbasis Linux, dan Indonesian cyber security training.
Kekurangan:
-
Dokumentasi resmi terbatas dibanding distro global.
-
Pembaruan tidak secepat Kali atau BlackArch.
Baca juga : Blue Team and Defense Strategy
Kesimpulan
|
Distro |
Basis |
Fokus |
Cocok Untuk |
Kelebihan |
Kekurangan |
|
Kali Linux |
Debian |
Pentesting lengkap |
Pentester, Red Team |
Tool komprehensif |
Berat untuk harian |
|
Parrot OS |
Debian |
Pentest + Privasi |
Peneliti & investigator |
Ringan |
Tools lebih sedikit |
|
BackBox |
Ubuntu |
Assessment |
Auditor |
Stabil |
Kurang advance |
|
BlackArch |
Arch |
Exploit dev |
Researcher |
Tools ribuan |
Sulit dipelajari |
|
Security Onion |
Ubuntu |
Network forensics |
SOC team |
Reliable IDS/IPS |
Butuh resource besar |
|
Fedora Security Lab |
Fedora |
Audit live |
Trainer & auditor |
Live mode |
Tools terbatas |
|
Pentoo |
Gentoo |
GPU cracking |
Expert user |
Kernel hardened |
Setup rumit |
|
Dracos Linux |
LFS |
Pentest lokal |
Engineer Indonesia |
Ringan, nasional |
Update lambat |
8 distro Linux di atas menawarkan fitur yang powerful untuk kebutuhan hacking, digital forensics, dan network security.
Setiap distro memiliki DNA dan filosofi berbeda.
-
Kali & BlackArch jadi standar bagi pentester profesional.
-
Parrot powerful dalam privasi.
-
Security Onion cocok untuk SOC dan network analyst.
-
Fedora dan BackBox cocok untuk enterprise yang mengutamakan kestabilan.
-
Pentoo & Dracos Linux: cocok bagi researcher Indonesia yang ingin eksperimen sendiri.
Tingkatkan skill cyber security berbasis Linux bersama SUHU
Pelajari best practice menggunakan distro Linux yang cocok untuk Anda. Berikut rekomendasi pelatihan untuk Anda atau tim IT Anda:
Silakan konsultasikan kebutuhan Anda bersama kami dengan klik link berikut: https://bit.ly/kontaksuhu
